Sayyidina Ali Al-Uraydi, dilahirkan di
Sayyidina Ali Al-Uraydi mengambil ilmu dari ayah dan teman ayahnya. Beliau, juga mengambil ilmu dari saudaranya, yaitu Sayyidina Imam Musa Al-Kadhim dan Hasan bin Zeid bin Ali Zainal Abidin.
Banyak orang yang meriwayatkan hadits melalui jalur beliau, diantaranya dua putranya (yaitu Ahmad & Muhammad), cucunya (yaitu Abdulloh bin Hasan bin Ali Al-Uraydhi), putra keponakan-nya yaitu, Ismail bin Muhammad bin Ishaq bin Ja’far Asshodiq, dan juga Al-Imam Al-Buzzi.
Berkata Al-Imam Adzzahabi di dalam kitabnya Al-Miizaan, “Ali bin Ja’far Asshodiq meriwayatkan hadits dari ayahnya, juga dari saudaranya (yaitu Sayyidina Musa Al-Kadhim), dan juga dari Atssauri. Adapun yang meriwayatkan hadits dari beliau, di antaranya Al-Jahdhami, Al-Buzzi, Al-Ausi, dan ada beberapa lagi”. Attirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Beliau.
Adzzahabi juga meriwayatkan hadist yang mengambil sanad dari Beliau, dari ayahnya sampai kepada Imam Ali bin Abi Tholib.
Ibnu Hajar Alasqolany, juga berkata di dalam kitabnya Attaqrib, “Ali bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain adalah salah seorang tokoh besar pada abad saat itu”. Demikian juga Al-Imam Al-Qadhi, menyebutkannya di dalam kitabnya Asy-Syifa’, dan juga mensanadkan hadits dari Beliau, serta meriwayatkan hadits yang panjang tentang sifat-sifat Nabi SAW. Begitu juga Al-Imam Ahmad di dalam Musnad-nya meriwayatkan hadits dari jalur Beliau.
Sayyidina Imam Ali Al-Uraydhi, lebih mengutamakan menghindari ketenaran dan takut dari hal-hal yang dapat menyebabkan dikenal. Beliau, dikaruniai umur panjang, sampai dapat menjumpai cucu dari cucunya. Adapun cucunya yang bernama Sayyidina Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad (Almuhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraydhi mempunyai keturunan hingga saat ini tersebar ke berbagai penjuru bumi yang di kenal dengan Al-Alawiyyin.
Sayyidina Imam Ali Al-Uraydhi wafat pada tahun 210 H, di desa Uraydh dan disemayamkan di desa tersebut. Makam beliau sempat tak diketahui, lalu Assayyid Zain bin Abdulloh Bahasan memberi kabar tentang makamnya, sehingga dikenal hingga sekarang. Beliau, meninggalkan beberapa putra, yang hidup diantaranya 4 orang, yaitu Ahmad Assya'roni, Hasan, Ja’far Al-Asghar dan Muhammad Annaqib. Konon, makam beliau yang berusia hampir 1300 tahun, pada tahun 2001 M, telah dipindahkan (dalam keadaan utuh) ke pemakaman Baqi’ Al-Gharqod oleh kaum wahabi atas persetujuan kerajaan Arab saudi. Wallohu A’lam Bi showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar