Tidak ada manusia yang mengetahui hal-hal yang gaib kecuali Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui atas segalanya. Namun mengimani sesuatu yang gaib adalah kewajiban bagi setiap Mu’min, seperti: Mengimani hari Qiamat, Malaikat, Surga, Neraka dll, adapun mengingkarinya adalah kekafiran yang nyata.
Dalam hal ini, kita hanya diberi kabar tanda-tanda Qiamat, sifat-sifat penduduk Surga dan Neraka yang akhirnya kita sekedar dapat membayangkan saja melalui imajinasi dan ilusi yang sangat relatif sekali, toh hasilnya juga tidak seperti yang kita bayangkan bahkan hayalan kita tentang surga pasti salah mengingat keterbatasan akal manusia. “…Dan didalam surga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia”.
Sekilas kajian salah satu dari hal yang gaib yaitu: “Kehidupan Surgawi” dan segala nikmatnya.
Surga adalah tempat segala kenikmatan tanpa batas. Segala jenis kenikmatan yang belum pernah dikenal, dilihat dan didengar oleh manusia. Bahkan kenikmatan yang belum pernah terbersit di hati.
Di surga nanti tidak ada aturan dan larangan. Jadi tidak ada hukum halal haram, semua halal dan semua boleh. Siapa pun boleh melakukan apa saja dan sekaligus berhak mendapatkan kenikmatan dalam bentuk apa saja, surga itu bukan hanya milik laki-laki tapi juga buat para wanita, maka para wanita pun pasti akan mendapatkan kenikmatan yang tidak kalah dari yang didapat oleh para laki-laki.
Kalau pun kita umumnya hanya mengenal istilah bidadari (hurul ain), sebenarnya yang tersedia bukan hanya itu. Pasangan untuk para wanita di surga pun juga ada. Dan penyebutan pasangan buat para wanita di dalam Al-Qur’an pun disebutkan secara eksplisit yang biasa kita sebut Bidadari, meskipun kita tidak menggunakan istilah bidadara.
Al-Quran menyebutkan dengan istilah pasangan saja (azwaj), sebagaimana yang tertera di ayat-ayat berikut ini, Maksud Firman Allah: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu" Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada pasangan-pasangan yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqarah : 25).
“Katakanlah, Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa, pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (Ali Imran : 13).
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, mereka di dalamnya mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman”. (Annisa' : 57).
“Mereka dan pasangan-pasangan mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan”. (Yasin : 56).
Penyebutan kata “pasangan” pada ayat-ayat di atas berbeda dengan penyebutan kata “Hurul Ain” di dalam ayat-ayat lainnya. Sebab kata “Hurul Ain” memang lebih identik dengan tipologi seorang wanita. Tetapi menggunaan kata pasangan, lebih bebas. Bisa termasuk wanita bisa juga laki-laki.
Kehidupan di surga tidaklah sama dengan kehidupan di dunia karena di surga tidak ada rasa iri hati dan dengki serta nafsu syaitan, karena penghuni surga adalah insan-insan pilihan.
Surga adalah suatu tempat yang indah dan abadi dimana bagi lelaki surga akan berpoligami, seperti di dalam sunan Ibnu Majah menyatakan bahwa pria surga akan memiliki 72 istri dari bidadari dan 72 lagi dari jenis yang sama yaitu wanita dunia, Subhannallah.. disamping riwayat itu masih banyak lagi riwayat-riwayat lain.
Jumlah istri minimal seorang lelaki surga adalah 72 orang. Menurut sebuah riwayat seorang syuhada’ akan mempunyai 72 bidadari surga sebagai istri. Tirmizi dan Ibn Majah meriwayatkan sebuah hadist shohih dari Al-Miqdam ibn Ma’dikarib ra, bahwa Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadist: “Seorang syuhada akan memperoleh tujuh kehormatan dari Allah Ta’ala, ia akan dimaafkan sejak tetesan pertama darahnya, kepadanya akan diperlihatkan tempatnya di surga, ia akan dilindungi dari adzab kubur, ia akan dibebaskan dari adzab hari Qiamat, di atas kepalanya akan ditaruh mahkota keagungan dengan batu mulia yang lebih baik dari pada dunia dan segala isinya, ia akan dinikahkan dengan 72 bidadari surga, dan ia akan diizinkan untuk memberikan pertolongan (syafa’at) kepada 72 orang kerabatnya”. (Misykat Al-Mashobih).
Tanpa mengenyampingkan perbedaan pendapat tentang jumlah istri, hal ini barangkali bisa dikatakan tergantung dari perbuatan baik seseorang tersebut. Lalu bagaimanakah bidadari surga itu? seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa, Maksud Hadist: “Hurul Ain (bidadari), ialah wanita yang matanya putih bersinar dan matanya sangat hitam,dan matanya berbentuk lebar, Putih mata para wanita surga itu adalah yang terputih dan bola matanya adalah yang terhitam serta mereka akan memiliki mata yang lebar. Lelaki surga akan merasakan kenikmatan yang di berikan Allah karena akan hadir seorang wanita dan akan menyapa pasangannya, si pria akan bertanya “siapakah kamu ?” Wanita itu akan menjawab “Allah telah mengirimkan diri hamba yang rendah ini untuk melayani anda sebagai tambahan kenikmatan dari nikmat-nikmat surga yang lain. Anda telah mendapatkan hak anda dan sekarang Allah telah mengirimkan aku sebagai tambahan nikmat”.
Wanita ini terbungkus dengan tujuh puluh pakaian dengan warna yang berbeda-beda, permukaan pakainnya juga begitu halus dan tembus pandang sehingga keseluruhan tubuhnya akan jelas terlihat seolah olah tampil tanpa busana yang melekat.
Hak wanita penduduk surga tidak kalah dari hak pria
Setiap manusia (pria dan wanita) mempunyai kewajiban yang sama seperti Sholat, Puasa, Zakat, dll. Juga manusia ini mendapat dosa dan pahala yang sama dalam setiap apa yang dilakukannya.
Di surga selalu saja yang diceritakan hanya pria akan mendapat bidadari. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana dengan para Wanita, akan berperan sebagai apa di surga? Apakah sekedar menjadi bidadari saja? dan apa imbalan bagi wanita di surga...?!
Beberapa hadist menjelaskan dengan gamblang kelebihan bidadari/ wanita penduduk surga yang tidak dimiliki laki-laki penduduk surga, sebagai berikut:
Dalam hadist riwayat Akhmad dijelaskan: “Keanggunan tubuhnya begitu indah dan kulitnya begitu lembut sehingga tulang kering bagian dalamnya akan terlihat menembus pakaiannya. Wanita tersebut akan memakai makhkota berharga diatas kepalanya yang mutiara terburuknya saja dapat memancarkan cahaya yang dapat menerangi seluruh alam semesta”.
Rasulullah SAW, menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda Beliau, Maksud Hadist: “ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik dari pada dunia dan isinya”. (Bukhari).
Dalam Hadist yang lain diriwayatkan: “Andaikan seorang wanita surga menunjukkan tapak tangannya dari langit niscaya akan menerangi antara langit dan bumi”.
Ibn Abbas ra. berkata: “Sesungguhnya di dalam surga ada bidadari yang diciptakan dari empat macam jenis yaitu: misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup, dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia meludah ke laut tentu menjadi tawar airnya, tercantum dilehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku, maka hendaklah taat kepada Tuhanku”.
Dalam hadist: “Diantara wanita-wanita di dunia ini ada yang kecantikannya melebihi bidadari karena amal perbuatannya ketika di dunia”.
Pada dasarnya penduduk surga laki-laki maupun wanita mempunyai kelebihan yang berbeda beda dan ada keseimbangan antara kedua jenis tersebut, adapun tolak ukur berbedaanya hanya Allah Ta’ala yang Maha Adil dan Maha Mengetahui.
Tidak bisa disangsikan bahwa kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki maupun perempuan. Allah berfirman, Maksud Firman Allah: “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan” (Ali-Imran :195).
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” (Annahl : 97).
”Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun” (Annisa' : 124).
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (Al-Ahzab : 35).
yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (Al-Mu’min : 1-11).
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”. (Al-Waqi’ah : 10-21).
Suasana Dan Kehidupan Di Dalam Surga
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, berkata, maksud Hadist: “Ya Rasullullah, dari apakah diciptakan surga?” Jawab Nabi Muhammad SAW: “Dari air” Kami bertanya: “Beritakan tentang bangunan surga” Jawab Nabi Muhammad SAW: “Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yaqut, siapa yang masuk kedalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak kotor pakaiannya, tidak berubah mukanya”.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda, maksud Hadist: “Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainkan batangnya terbuat dari emas”. (Shahiihul Jaami’).
Dari Abu Sa’id al-Kuhudri ra, Rasulullah SAW bersabda, maksud Hadist: “Di Surga ada dua pohon yang apabila orang melintasinya dengan naik kuda yang terlatih dan cepat selama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya.” (Muttafaq ‘alaih).
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, berkata, bahwasannya Nabi Muhammad SAW. Bersabda, maksud Hadist: “Sesungguhnya di dalam surga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan dapat berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, seperti disebut dalam
Allah menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang. Maksud Firman Allah: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan” (Al-Waqi'ah: 35-36).
Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi Muhammad SAW, bersabda, maksud Hadist: ”Orang mukmin di Surga akan diberi kekuatan sekian dan sekian dalam urusan jima’ (bersetubuh).
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib ra. berkata: “Nabi Muhammad SAW, bersabda, maksud Hadist: “Apabila ahli surga telah masuk ke surga dan ahli neraka telah masuk ke neraka, maka ada seruan: Hai penduduk surga, Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu. Mereka berkata: “Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memesukkan kami kedalam surga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya, demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih nikmat daripada melihat zat Allah”.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra, Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: “Bagi orang mukmin di Surga ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang. Panjangnya enam puluh mil, di dalamnya orang-orang mukmin diberi isteri-isteri yang apabila ia menggilir mereka, masing-masing tidak melihat yang lainnya”. (Muttafaq Alaih).
Dari Abu Sa’id Al-Kuhudri ra, Rasulullah SAW bersabda, maksud Hadist: “Sesungguhnya para penduduk Surga berusaha untuk melihat penghuni-penghuni kamar yang ada di atas mereka, sebagaimana kalian berusaha melihat bintang yang bergemerlapan cahanya di langit sebelah timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka.
Dari Abu Malik Al-Asy’ari, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Maksud Hadist: “Di Surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalam dan sebagian dalamnya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan sholat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”. (Shahiihul Jaami’).
Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi bersabda : “Aku masuk ke Surga, ternyata di
Nabi Muhammad SAW, bertanya lagi: “Apakah Yaumal Mazid itu? “Jawab Jibril: “Tuhan telah membuat lembah di surga Jannatul Firdaus, disana ada anak bukit dari misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jum’at disana disediakan mimbar-mimbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi, dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjud diduduki para shiddiqin, suhada’ dan sholihin, sedang orang-orang ahli ghurof (kamar surga) berada dibelakang mereka diatas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuja muji kepada Allah, lalu Allah berfirman: “Mintalah kepadaKu” Maka semua minta (Kami mohon keridho’anMu) Jawab Allah: “Aku telah ridho’ kepadamu, keridho’an sehingga kamu Aku tempatkan dirumahKu dan Aku muliakan kamu” Kemudian Allah menampakkan kepada mereka sehingga mereka dapat melihat zatNya, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jum’at kerana mereka merasa bertambahnya kemuliaan dan kehormatan mereka”.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, maksud Hadist: “Barangsiapa menginfak-kan hartanya (emas, perak dll) di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga: “Wahai hamba Allah, ini baik”. Barangsiapa yang termasuk ahli sholat, dia akan dipanggil dari pintu ahli shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari pintu “Arrayyan” Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Abu Bakar ra, berkata: “Ayah ibuku menjadi tebusanmu Wahai Rasulullah, tidak mengherankan orang-orang itu masing-masing dipanggil dari pintu tersebut, tetapi apakah ada yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?” Beliau SAW menjawab: “Ya, semoga engkau termasuk dari mereka”. (Muttafaq ‘alaih).
Dari Abu Sa’id ra, dan Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, maksud Hadist: “Jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru: “Sesungguhnya kalian akan hidup dan tidak akan mati, kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit, kalian aka tetap muda tidak akan tua, kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan”. (Muslim).
Abu hurairah ra, berkata: “Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya penduduk surga tiap saat bertambah indah cantiknya, sebagaimana dahulu di dunia bertambah tua”.
Ikrimah berkata: “Kelincahan penduduk surga bagaikan orang berumur 33 tahun lelaki dan perempuan sama, sedang tingginya enam puluh hasta, setinggi nabi Adam as, muda-muda yang mesih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya, memakai tujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya dimuka isterinya, demikian pula didadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya di wajah suaminya, di dada dan di betisnya, mereka tidak meludah dan tidak beringus, apalagi yang kotor, maka jauh dari hal itu”.
Ibn Abbas ra. berkata: “Nabi Muhammad SAW, bersabda, maksud Hadist: “Sesungguhnya ahli surga itu muda semua, polos, halus, tidak ada rambut kecuali dikepala, alis dan bulu mata, sedang janggut, kumis, ketiak dan bawa polos tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam as enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa as 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata: “Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil dan makan dari kebun surga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya”.
Dari Mu’adz bin Jabal ra, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, maksud Hadist: “Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu dan bercelak, mereka berumur 30 tahun atau 33 tahun”.
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin”. (Arrahman : 56). “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan”. (Arrahman : 58).
Dari Jabir bin ‘Abdullah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, maksud Hadist: “Aku masuk Surga, ternyata di
Anas bin Malik ra. berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda, maksud Hadist: “Didalam surga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika di dunia, dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan si kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai ke surga”.
Rasulullah SAW, mengatakan bahwa bidadari memeiliki suara yang sangat merdu dan suka menyanyi di surga. Dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, Atthobarani meriwayatkan dengan sanad yang shohih dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW, bersabda,”Istri-istri penduduk surga akan menghibur para suami mereka dengan nyanyian yang dibawakan dengan suara yang paling merdu yang tida pernah didengar oleh siapapun. Yang mereka nyanyikan adalah:
“Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita... Kami para isteri kaum yang mulia… Kami melihat dengan mata yang indah… Kami adalah wanita-wanita abadi yang tidak akan mati… kami adalah wanita-wanita yang hidup aman tidak merasa takut… kami adalah wanita-wanita yang menetap Di sini dan tidak akan pergi...”.
Mari kita sejenak merenung.. Kita yakin setiap orang yang beriman dan bertaqwa selama hidup di dunia hingga akhir hayatnya, mereka akan mendapatkan maghfirah, rahmat dan surga Allah Ta’ala. Karena semua itu adalah janji Allah yang Maha Menepati Janji dan itulah keadilan Allah yang Maha Adil.. Mungkinkah seorang yang mengaku dirinya Islam dan berkecimpung di dalam kemaksiatan kemungkaran, meninggalkan sholat, berbuat dholim, takabbur, berfoya foya, minum khamar, berzina, mengumbar aurat, menterlantarkan anak yatim dan mereka mati sebelum bertaubat lalu Allah akan memasukan mereka ke dalam surga..? Allah Ta’ala berkuasa atas segalanya dan berhak memasukan hambaNya ke dalam surga sekalipun HambaNya tergolong Ahli Maksiat. Tetapi, apakah Allah akan ingkar janji..? tentunya tidak dan mustahil bagi Allah ingkar janji..! Apakah Allah akan berbuat tidak adil dengan memberikan imbalan para ahli maksiat ke dalam surgaNya..? tentunya tidak dan mustahil bagi Allah tidak berbuat adil..! Allah akan tetap memberi azab kepada hambanya yang bermaksiat kepadaNya sebelum ia bertaubat dan akan memberikan Rahmat serta memasukan ke dalam surga untuk hambaNya yang taat dan taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Adil dan Maha Menepati Janji.
Dengan kehendak dan kekuasaanNya, Allah Ta’ala telah meletakkan keridho’anNya dalam ketaatan, serta kemurkaanNya dalam kemaksiatan. Dia telah menjanjikan siapaun yang mentaatinNya akan dimasukkan ke dalam surga dengan rahmatNya, serta mengancam siapapu yang mendurhakaiNya akan dimasukkan ke dalam neraka dengan keadilan dan kebijaksanaanNya.
Maksud Firman Allah: “…Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan”. (Annisa’ : 13-14)
“Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.
“Mereka Itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai Pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah” (Al-kahfi : 30-31).
Beberapa Ungkapan Dari Ahli Hikmah
Ahli hikmah berkata: “Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala bererti satu kebodohan dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala bererti malas dan di surga ada masa istirahat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirahat didunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebihan didunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada didunia.
Ibrahim bin Adham ketika masuk ketempat permandian dilarang oleh penjaganya: “Jangan masuk kecuali jika membayar ongkos”. Maka ia menangis dan berdoa: “Ya Allah, seorang untuk masuk kerumah syaitan tidak diizinkan tanpa uang, maka bagaimana saya akan masuk ketempat para Nabi dan Siddiqin tanpa upah?” “hai Anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mau membeli surga dengan harga murah”. Maksudnya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat”.
Abu Hazim berkata: “Andaikata surga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaannya didunia, nescaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat surga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit disamping keselamatan dineraka. Padahal kamu dapat masuk dan selamat dari neraka dengan sabar menderita satu persatu dari kesukaran”.
Yahya bin Mu'adz Arrazi berkata: “Meninggalkan dunia berat tetapi meninggalkan surga lebih berat, sedang maharnya surga ialah meninggalkan dunia”.
Semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari neraka dan memasukkan kita kedalam surga. Dan andaikan didalam surga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan nescaya itu sudah enak dan baik, padahal di surga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Semua Ummat Rasulullah SAW Masuk surga Kecuali Yang Enggan
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: “Setiap umatku masuk ke dalam surga kecuali yang enggan, para shahabat bertanya: ”Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah..?'’ Beliau SAW menjawab: “Siapa yang ta`at kepadaku niscaya ia masuk surga, dan siapa yang bermaksiat kepadaku maka sesungguhnya dialah orangnya yang enggan itu”. (Bukhari).
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, maksud Hadist: “Pada hari Qiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan (pintunya), maka penjaganya bertanya : “Siapa Anda?” Aku menjawab: “Muhammad”. Selanjutnya dia berkata: “Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi siapapun sebelummu” (Muslim).
Dari Hudzaifah ra, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, maksud Hadist: “Semua anak adam berada di bawah panjiku pada hari Qiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga”. (Shahiihul Jami’).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda, Maksud Hadist: “Sesungguhnya orang yang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat Bukhur (pewangi ruangan dan tubuh) adalah batang kayu gaharu. Isteri-isteri mereka semuanya adalah bidadari, bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam, tingginya enam puluh hasta di langit”. (Muttafaq ‘alaih).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda, maksud Hadist: “Sipa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan sholat (menjaga sholatnya selama di dunia) dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke Surga, baik dia hijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah airnya.
Dari Anas ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, maksud Hadist: “Apakah kalian tauh apa “Al-Kautsar” itu? Al-Kutsar adalah sungai yang diberikan kepadaku dari tuhanku di Surga. Dia memiliki banyak keistimewaan, ummatku akan mendatanginya pada hari Qiamat, jumlah bejananya sebanyak jumlah bintang di langit.
Sebuah riwayat lain, maksud Hadist: “Tidak seorangpun di antara kamu melainkan tempatnya telah ditentukan Allah di surga atau di neraka. Maka bertanya seorang shahabat, “Ya Rasulullah..! Kalau begitu apakah tidak lebih baik kita diam saja menunggu suratan taqdir nasib kita tanpa beramal” Jawab Beliau SAW, “Orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang bahagia, adalah karena ia beramal dengan amalan orang yang berbahagia, dan orang yang telah ditetapkan Allah menjadi orang yang celaka adalah karena ia beramal dengan amalan orang celaka. Karena itu beramallah..! Semua sarana telah disediakan”.
“Adapun orang-orang bahagia, mereka dimudahkan untuk mengamalkan amalan-amalan orang berbahagia. Dan orang-orang celaka, mereka dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang celaka, kemudian beliau SAW membaca ayat, maksud firman Allah: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar, dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa”. Al-Laili : 5-11, (Muslim).
Tanpa Mentaati Perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, Mustahil Mendapat Surga. Allah Ta’ala berjanji, Bahwa Surga Yang Luasnya Antara Langit Dan Bumi Itu Dipersiapkan Untuk Orang-orang Yang bertakwa.
Sebagian besar manusia tidak menyadari bahwa ia adalah mahluk abadi, yang sedang singgah didalam kehidupan dunia ini. Dunia yang sudah berumur ribuan tahun dan masih akan ada sampai… entah berapa ratus atau ribuan tahun lagi, menjelang terjadinya hari Qiamat.. Sedangkan kita manusia hanya singgah beberapa tahun saja didunia ini, ada yang sehari, seminggu, sebulan, setahun, beberapa tahun sampai puluhan tahun, paling lama mungkin hanya 90 atau 100 tahun.
Bagi yang sudah menetap sekitar 60 tahun didunia ini tentunya harus sudah siap siap mungkin beberapa tahun lagi akan menghenbuskan nafas yang terakhir dari dan pindah kealam barzakh. Sepanjang perjalanan hidup kita mulai dari alam Ruh sampai diakhirat kelak kita akan melalui 7 tahap perjalanan hidup: 1.Alam Ruh 2.Alam rahim 3.Alam dunia 4.Alam barzakh 5.Hari kebangkitan 6.Hari hisab, 7.Hari pembalasan (surga atau neraka).
Perjalanan panjang itu dimulai saat Allah menciptakan kita dialam ruh, seperti disebut dalam firman-Nya, maksud Ayat: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)” (Al A’raaf : 172).
Selanjutnya Allah meniupkan ruh itu ke dalam janin didalam rahim ibu, setelah 9 bulan kita lahir kedunia sebagai bayi yang lemah. Kemudian kita tumbuh menjadi dewasa, tua, dan wafat. Yang wafat dan mati hanyalah jasad kita, sedang kita sendiri sebagai mahluk ruh tetap hidup, melanjutkan perjalanan ke alam barzakh.
Selanjutnya kelak dihari Qiamat kita akan dibangkitkan kembali dengan tubuh yang baru, seperti disebut dalam firman Allah, Maksud Ayat: “Dan ditiuplah sangkalala Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?”. inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)”. (Yasin : 51-52).
Terus melanjutkan perjalanan hidup di
Saat ini kita ada dialam dunia, masih ada 4 tahap kehidupan lagi yang harus kita jalani yaitu, Alam Barzakh, Hari kebangkitan, Hari hisab, dan Hari Pembalasan kekal di Surga atau Neraka. Sejak diciptakan dialam Ruh, kemudian lahir kedunia ini kita adalah mahluk abadi yang tidak akan pernah musnah dan lenyap. Yang musnah dan lenyap hanya tubuh dan fisik kita, Ruh kita tetap kekal, melanjutkan perjalanan ke alam barzakh, dan kelak dihari berbangkit akan dikumpulkan di Padang mahsyar, untuk mempertanggung jawabkan semua yang telah kita lakukan didunia ini.
Sebagian besar manusia tidak menyadari tentang perjalanan yang abadi ini. Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia, mereka hanya berfikir untuk kehidupan sampai hari tua. Untuk apa menabung? …jaminan hari tua. Untuk apa ikut asuransi? ….jaminan hari tua. Untuk apa ikut investasi? ….jaminan hari tua. Untuk apa punya Deposito? ….jaminan hari tua. Untuk apa punya beberapa buah rumah, mobil, tanah, kebun harta berlimpah? ….jaminan hari tua. Sebagian besar manusia hanya berfikir untuk kehidupan sampai hari tua. Bagaimana kehidupan di Alam barzakh, Hari berbangkit, dan hari pembalasan di akhirat kelak ? …entahlah kebanyakan manusia tidak peduli. Mereka tidak yakin dengan kehidupan akhirat, mereka hanya tertarik membahas masalah kehidupan dunia.
Bagaimana dengan anda? Sudahkah mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak ada batas waktunya? Sudahkah mempersiapkan perbekalan untuk menempuh perjalan di alam barzakh dan kehidupan akhirat kelak? . Ingat, kematian bukan akhir perjalanan hidup kita, kematian bukan akhir dari segala galanya, justru kematian adalah awal perjalan panjang yang tiada akhir.
Ketika datang sakratul maut, itulah saat berpisah dengan kehidupan dunia. Harta yang berlimpah, Pangkat, Jabatan, Perusahaan, Teman, Kerabat, Sanak famili semua akan kita tinggalkan, mereka hanya mengantarkan kita sampai liang kubur. Setelah sanak famili semua kembali kerumah masing masing, tinggalah kita seorang diri di tanah pemakaman, melanjutkan perjalanan hidup ke alam barzakh. Amal baik dan buruk kita akan terus menemani kita di alam barzakh. Orang yang banyak amal kebaikannya berada dalam kehidupan yang menyenangkan di alam barzakh sampai datang hari berbangkit (qiamat). Orang yang banyak amal buruknya dan tidak memiliki perbekalan yang memadai, akan tersiksa dan menderita di alam barzakh sampai datang hari berbangkit (qiamat).
Di alam barzakh kita hanya sendiri, ditemani amal baik, atau amal buruk kita masing masing. Dunia adalah tempat hidup sementara tempat mengumpulkan perbekalan untuk kehidupan yang kekal dan abadi. Keberhasilan kita di alam barzakh dan alam akhirat ditentukan oleh amal kita dalam kehidupan di dunia ini. Namun sayang banyak manusia tidak menyadari keadaan ini. Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia, dan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka menganggap seakan-akan dengan datangnya kematian selesailah semua perkara. Tidak ada lagi kehidupan sesudah mati. Firman Allah dalam
Maksud Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah hubungannya dengan kehidupan dunia. Harta yang banyak, pangkat dan kehormatan, sanak saudara dan karib kerabat semua ditinggalkan . Hanya amal baik dan buruk itulah yang abadi menemani dengan setia sampai kealam kubur. Amal baik seperti sholat, zakat, sedekah, Baca Sholawat, wirid dan zikir semua itu akan membawa kebahagian dan ketentraman dialam kubur. Sebaliknya amal buruk seperti perbuatan dosa mendurhakai Allah, selalu berkecimpung dalam kemakasiatan serta meninggalkan amal perbuatan yang diperintahkan semua itu akan membawa kesengsaraan dialam kubur.
Kehidupan dunia adalah kehidupan yang saat ini sedang kita jalani . Bagaimana keadaan kita didunia ini sangat menentukan bagi kelanjutan hidup kita berikutnya dialam barzakh dan alam akhirat. Orang orang beriman mempersiapkan dirinya untuk menempuh perjalanan panjang seperti tersebut diatas menuju kehidupan yang abadi di alam akhirat.
Orang yang imannya lemah seluruh fikiran dan usahanya hanya tertuju untuk kehidupan dunia. Ukuran suksesnya adalah kehidupan dunia. Ia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan dan kemuliaan hidup di dunia. Ia tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Sungguh
Salim Syarief MD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar