Mengenal Iblis... Melawan Iblis...

BERIMAN KEPADA YANG GHAIB.

Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah Islam, bahkan ianya merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh Alloh Ta’ala Justeru itu, bagi setiap orang Muslim, mereka wajib beriman kepada yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam perkara ini Ibn Mas'ud mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa saja yang ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Begitu juga jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist yang menerangkan tentang wujudnya.


Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak ada. Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan hakikat dari kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat mengetahui tentang hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.


APAKAH ITU JIN?

Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jinni ( dalam bahasa arab dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggeris ) yang artinya "yang tersembunyi" atau "yang tertutup" atau "yang tak terlihat". Hal itulah yang memungkinkan kita mengaitkannya dengan sifat yang umum "alam tersembunyi", sekalipun aqidah Islam memaksudkannya dengan makhluk-makhluk berakal, berkeinginan, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Tsa'labah, Maksud Hadist: "Jin itu ada tiga jenis yaitu : Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di udara, Jenis ular dan kaljengking dan Jenis yang menetap dan berpindah-pindah."


AWAL PENCIPTAAN JIN

Alloh Ta’ala menciptakan jin sebelum menciptakan manusia, dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia maupun jin sendiri. Alloh Ta’ala berfirman (maksudnya) "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin, sebelum itu dari api yang sangat panas. (Al-Hijir : 26-27).


Biasanya nama Jin untuk makhluk halus yang baik adapun yang jahat disebut Syathan/ Iblis. Sebelum Makhluk halus tersebut ingkar dan takabur kepada Allah Ta’ala namanya adalah Azazil yang sangat ta’at kepada Alloh Ta’ala bahkan ibadahnya jauh lebih hebat dari pada para Malaikat, setelah Azazil menolak perintah Allah Ta’ala untuk memberi penghormatan kepada Nabi Adam as, maka namanya diganti Iblis akibat kesombonganya dan terkutuk hingga hari Qiamat.


BAGAIMANA JIN DAN SYAITAN HIDUP

Jin adalah makhluk yang sangat banyak sekali penduduknya. Jarang ada suatu tempat di bumi ini yang tidak diduduki oleh jin, baik di daratan, lautan mahupun udara. Dunia mereka seperti dunia kita, Ada negara, kerajaan, berbagai bangsa & kabilah, penguasa dan rakyat jelata. Agama mereka pun tidak berbeda dengan agama manusia. Diantara mereka, alhamdulillah, ada yang Muslim, non Muslim, musyriq dll.


TEMPAT TINGGAL JIN

Makhluk jin lebih mengutamakan untuk tinggal di tempat-tempat yang sunyi dan sepi dari manusia seperti di padang pasir. Ada yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti di tempat pembuangan sampah kerana mereka memakan makanan sisa manusia.


Ada juga mereka yang tinggal bersama manusia yaitu di dalam rumah. Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan: "Pada setiap rumah kaum muslimin ada jin Islam yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah."


Jin juga menjadikan tandas sebagai tempat tinggalnya. Rosululloh SAW, telah bersabda: "Sesungguhnya pada tiap-tiap tempat pembuangan kotoran ada didatangi jin, kerana itu bila salah seorang kamu datang ke tandas maka hendaklah ia mengucapkan doa: " Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin lelaki dan perempuan" (Abu Dawud).


Jin juga sangat suka tinggal di lubang-lubang. Oleh kerana itu dalam sebuah hadis dijelaskan yang maksudnya: "Janganlah kamu kencing dilubang." (Annasa'i).


KERAJAAN IBLIS

Menurut buku Assyibli meriwayatkan sebuah riwayat dari Zaid bin Mujahid yang mengatakan bahwa, "Iblis mempunyai lima anak, yang masing-masing diserahkan urusan-urusan tertentu. Kemudian dia memberi nama masing-masing anaknya : Tsabar, Dasim, Al-A'war, Maswath dan Zalnabur."


Iblis mempunyai kerajaan yang sangat besar. Ada menteri-menteri, pemerintahan dan pejabat-pejabat. Iblis juga mempunyai wakil-wakil, lima di antaranya wajib diwaspadai :


Yang pertama, menurut kalangan Jin, bernama Tsabar Dia selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau ditimpa musibah, baik kematian isteri, anak ataupun kaum kerabat. Kemudian dia melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhannya kepada Alloh Ta’ala. Diucapkannya, melalui mulut orang yang ditimpa musibah itu, keluh-kesah and caci-maki terhadap ketentuan Alloh Ta’ala atas dirinya.


Yang kedua, namanya ialah Dasim. Syaitan inilah yang selalu berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencerai-beraikan ikatan perkawinan, membuat rasa benci antara satu sama lain di kalangan suami-isteri, sehingga menjadi penceraian. Dia adalah anak kesayangan Iblis di wilayah kerajaannya yang sangat besar.


Yang ketiga, namanya ialah Al-A'war. Dia dan seluruh penghuni kerajaannya, adalah pakar-pakar dalam urusan mempermudah terjadinya perzinaan. Anak-anaknya menghiaskan indah bahagian bawah tubuh kaum wanita ketika mereka keluar rumah, khususnya kaum wanita masa kini, betul-betul menggembirakan Iblis di kerajaan yang besar. Segala persoalan yang menyangkut keruntuhan moral dan perzinaan berurusan dengan pejabat besar mereka.


Yang keempat, namanya ialah Maswath, pakar dalam menciptakan kebohongan-kebohongan besar mahupun kecil. Bahkan kejahatan yang dia dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat dia memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia, lalu menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya disebarkan pula oleh manusia.


Yang kelima, namanya ialah Zalnabur. Syaitan yang satu ini berkeliaran di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia. Merekalah yang menyebabkan pertengkaran, caci-maki, perselisihan dan bunuh-membunuh sesama manusia.


Oleh karena itu, hendaknya kita waspada dari serangan Iblis/syaitan, dimana setiap detik mereka berkerja keras mencari teman dengan tipu muslihatnya kepada semua manusia guna menjadikan manusia sebagai teman kelak di Neraka nati.Manusia juga bisa jadi Iblis, apabila berkelakuan seperti Iblis sekalipun berbentuk manusia. Iblis akan selalu menyerang manusi dari empat arah, yaitu dari depan,belakang, kanan dan kiri.


Iblis adalah komandan tertinggi dari bangsa Syaitan, urutan pertama adalah “IBLIS” dan bawahan-nya disebut “IFRID” selanjutnya disebut “MURIID” adapun yang paling rendah pangkatnya adalah “SYAITAN” mereka mempunyai tugas masing masing.


Senjata Iblis yang palaing ampuh untuk menjerumuskan manusia dengan cara menguasi empat titik kelemahan manusia, yaitu : Imajinasi/ hayalan, Ilusi/ bayangan hati, Amarah dan Syahwat. Bila empat kelemahan tersebut dikuasai oleh Iblis, maka manusia akan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.


Semboyan Iblis :

“Live is too short so just do what ever you want”


Untuk menghindarinya hendaklah selalu mengucapkan :


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ


”Aku berlindung kepada Alloh dari gangguan syaitan, yang terkutuk”.

By Salim Syarief MD.

Hukum Bunga Bank/ Riba & Ancaman Bagi Pelakunya

Sebelum kita mengupas persoalan Riba’/ Bunga Bank, sebaiknya kita terlebih dulu memahami apa yang di dimaksud dengan “RIBA’ “. Yaitu: Riba’ secara bahasa berarti “ziadah/ tambahan”.


Riba’ secara Syariat, “Penyerahan pergantian sesuatu dengan sesuatu yang lain yang tidak dapat terlihat wujud kesetaraannya menurut timbangan Syara’ ketika Aqad, atau disertai kelebihan pada akhir proses tukar menukar, atau hanya salah satunya”.


Kami akan melampirkan beberapa firman Alloh Ta’ala, dan hadist-hadist Nabi SAW, yang tentunya cukup kami uraikan dengan terjemahan/ maksud dari pada ayat dan hadist tersebut. Semoga para pembaca dapat memakluminya. Adapun hukum-hukumnya kami bahas di akhir tulisan ini.


“Riba’ itu haram dalam hal mengerjakan-nya, memakan-nya, nya, mencatatkan-nya, menyaksikan-nya dan mempermainkan-nya (meperdayakan akad riba’ agar tidak dianggap riba’“.


Banyak sekali orang yang menganggap proses bunga bank itu sesuatu yang sama saja dengan jual beli, anggapan ini dikarenakan seseorang yang mungkin tidak memahami hakikat riba’ dengan benar, akhirnya mereka tersesat akibat tidak ada rasa ingin tahu hukum syari’at dalam perdagangan secara syari’at. Bisa jadi, mereka memilih tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu dan tidak mau bertanya kepada para Ulama’, sebab dianggap akan merepotkan dirinya sendiri. Orang Muslim yang seperti ini tidak akan ada ketenangan dalam hatinya dan Alloh Ta’ala, murka padanya.


Riba’ merupakan salah satu dosa dari dosa-dosa besar. Penghasilan dari riba’ (makan bunga bank) akan mempengaruhi proses pertumbuhan daging tubuh seseorang dan keluarganya, yang berdampak tidak didengar do’anya oleh Alloh Ta’ala, malas beribadah, mati su’ul khotimah dll, Darah yang mengalir di badan-nya menjadi panas walaupun kita tidak merasakan panas secara dhohiriyah. Hakikatnya uang Riba’/ bunga bank itu adalah api yang akan membakar tubuhnya di hari pembalasan/Qiamat.


“....Setiap daging yang ditumbuhkan dari makanan haram, maka api neraka lebih berhak atas daging tersebut...” Alhadist.


hanya orang orang yang bertaubat dan sadar dari kesalahan2 yang telah lalu, mereka akan mendapat ampunan dari Alloh Ta’ala, dan selamat di dunia maupun di akhirat.


Tugas berat Ulama’/ para Ustad agama yang Ikhlas, jujur, yaitu: wajib menyampaikan hukum haramnya bunga bank/riba’ kepada semua ummat Islam tanpa terkecuali, apa lagi disaat ini sedang semaraknya “KARTU KREDIT” yang disebarkan dan ditawarkan dari bank-bank konvensional/ non Islam ke seluruh pelosok negeri ini yang mayoritas Muslim, sungguh sangat memprihatinkan. Ummat Islam berebut ingin mendapatkan “KARTU KREDIT”/ hutangan dengan cara cara rubuwiyah dan terkesan ada indikasi untuk mengebiri generasi Islam dalam urusan akhirat, sehingga ummat disibuk-kan dalam urusan hutang piutang/duniawi, bahkan yang lebih menyedihkan lagi, banyak ustad ustad agama dan Mubaligh yang ikut menerima “KARTU KREDIT” apa bila ditawarkan pada mereka atau menabung di bank bank non Islam yang berarti ikut membantu dan mendukung sistem perputaran uang yang jelas-jelas dilaknat oleh Alloh Ta’ala, sekalipun mereka tidak mengambil hasil riba’/ bunganya. Padahal mereka mengerti, apa-apa yang mereka lakukan itu adalah hal hal yang diharamkan,


“...Akan datang suatu zaman pada manusia, pada saat itu seseorang sudah tidak akan memperdulikan lagi apa-apa yang ia dapati, apakah dari yang halal atau dari yang haram...” Alhadist.


Hadist dari Shohabat Salim Maula Abi Hudaifah ra, Rosululloh SAW, bersabda, Maksud Hadist:

“Sungguh akan datang di hari Qiamat, sekelompok orang yang membawa amalan kebaikan seperti gunung-gunung Tihamah, sehingga saat amal-amal itu datang pada mereka, dijadikan oleh Alloh Ta’ala amal-amal mereka hilang melayang, kemudian mereka di masukan ke dalam Neraka”, lalu Shohabat Salim berkata: wahai Rosululloh...“Demi Ayahku, engkau dan Ibuku..! beri tahu kami sifat-sifat mereka sehingga kami mengenalinya, demi yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya aku khawatir termasuk golongan mereka”, lalu Nabi SAW’ bersabda, Maksud Hadist: “Wahai Salim, sesungguhnya mereka itu dulu (di dunia) orang-orang yang tekun Ibadah puasa dan Sholat, akan tetapi saat ditawarkan pada mereka sesuatu yang haram, mereka bergegas berebut menerimanya, maka Alloh melenyapkan amal-amal baik mereka”.


Salah satu seorang Sholeh Alim, Amil dan wara’ (Minal Arifin) berkata :


“ulama’ suu’ atas Agama Muhammad (Islam), lebih bahaya dari pada Iblis..!!”


Bila orang yang alim, amil dan mukhlis berdiam dengan riba’/ bunga bank, maka mereka akan dimintai pertanggungan jawab dihadapan Alloh Ta’ala, di akhirat.


“Alloh melaknat orang yang makan riba’ (menerimanya), yang mewakilinya (memberinya),yang mencatatkan-nya dan yang menyaksikan-nya” (Alhadist).


“Riba’ itu ada 73 pintu/ cara, paling ringan (dosa makan riba’/ menerima) seperti seorang yang menikahi/ menzinai ibunya sendiri...” Alhadist.


Mari kita simak beberapa maksud firman Alloh Ta’ala:

“Orang orang yang memakan Riba’, tiada berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan dengan sentuhan kepadanya, yang demikian itu karena mereka berkata, “sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba’, padahal Alloh menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’ “maka barang siapa menerima pelajaran dari Tuhan-nya, lalu berhenti (melakukan riba’) maka baginya apa yang telah lalu dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Barang siapa kembali (melakukanya), mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya” (Albaqarah : 275).


“Alloh menghapuskan (berkat) riba’ dan menambahkan(berkat) sedekah. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran lagi berbuat dosa” (Albaqarah :276)


Ayat ayat berikutnya :

“Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada All0h dan tinggalkanlah sisa sisa riba’, jika kamu orang orang yang beriman” (Albaqarah : 278).


“Maka jika kamu tidak memperbuatnya (meninggalkan sisa-sisa riba’) maka ketahuilah Alloh dan Rasul-nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (tidak memperbuat riba’ lagi) maka bagi kamu pokok hartamu (modal),kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. (Albaqarah : 279).


“Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba’ dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Alloh agar kamu mendapat kemenagan” (Ali Imran :130).


Ayat ayat diatas adalah dasar-dasar hukum Qoth’i/ nash Alqur’an (pengharaman riba’) yang tidak dapat dikompromikan lagi oleh siapapun, begitu juga para Ulama’ dan Mufassirin, semua sepakat atas haramnya riba’/ bunga bank, kecuali ulama-ulama sekular yang mencoba mengutak-atik ayat ayat tersebut, mereka berusaha memutar-balikkan hukum Alloh dengan berfatwa sesuai pendapatnya, tanpa kita ragukan lagi, bahwa mereka adalah ulama-ulama Suu’ yang akan mendapat azdab dari Alloh Ta’ala...


Mencari solusi menghindari riba’/ bunga bank serta hukum-hukumnya

Di zaman ini, seorang yang menghindar dari urusan riba’ tetap akan terkena debunya(dimaafkan), dengan adanya niat yang baik untuk menghindar dari bahaya riba’, maka Alloh Ta’ala tidak mencatat dosa baginya. dan persoalan ini tentu merupakan tantangan cukup berat bagi ummat Islam. Berikut soal jawab:


Soal : “Apa hukumnya menabung di bank2 non Islam ?”.

Jawab : “Hukumnya haram, apa bila sudah ada bank-bank syari’ah, jika belum ada bank syari’ah, menurut fatwa Ulama’ diperbolehkan dengan alasan masa darurat”.


Soal : “Bagaimana hukumnya menabung di bank non Islam, tetapi tidak mengambil bunganya?”.

Jawab : “hukumnya tetap haram, sebab sama juga membantu dan mendukung cara perputaran uang yang tidak dibenarkan secara Syari’ah dan itu pasti dosa”.


Soal : “Setahu saya, perputaran uang di bank-bank syari’ah dikelola oleh BI dengan cara konvensional, apakah itu tidak berarti sama saja ujung-ujungnya riba’ ?”.

Jawab : “Tidak sama, sebab ketika nasabah menyetorkan uangnya diawali dengan cara aqad secara syari’ah dan aqad inilah yang menjadi penentuan/ patokan sah atau tidak, adapun dibalik itu bila ada pengelolaan uang nasabah secara konvevsional di BI maka nasabah tidak ikut berdosa dan Alhamdulillah, sekarang uang yang masuk dari semua bank syari’ah ke BI dikelola secara syari’ah juga”.


Soal : “Bagaimana di zaman ini, kami sangat sulit mu’amalah (berbisnis) dengan cara syari’ah mengingat hampir semua yang berhubungan kerja dengan kami adalah orang-orang yang menggunakan bank-bank non Islam, terpaksa pada sistem pembayaran, kami mengikuti mereka dengan menggunakan bank non Islam?”.

Jawab : “Dalam kondisi seperti itu, anda diperbolehkan melakukan transaksi via bank konvensional dikarenakan darurat (tidak ada cara lain), akan tetapi, jika ada cara dan memungkinkan transaksi via bank syari’ah maka hal itu tetap diharamkan”.


Soal : “Uang bunga bank yang tidak diambil oleh ummat Islam, akan digunakan untuk kepentingan musuh Islam/ kristenisasi, apa sebaiknya kita ambil saja untuk kepentingan sosial ?”.

Jawab : “Jika ummat Islam sudah tahu akan hal tersebut, kenapa masih saja menyimpan uang mereka di bank-bank non Islam? simpan saja uang ummat Islam di bank-bank syari’ah”. Dan perlu difahami, bahwa uang bunga bank yang boleh diambil untuk kepentingan sosial adalah yang didalamnya tidak ada unsur kesengajaan, tetapi jika ada kesengajaan seperti sudah tahu menyimpan uang di bank non Islam itu ada bunganya, namun masih saja menyimpannya di bank tersebut, maka hukumnya haram, bila bunganya diambil, dosanya berlipat ganda.


Soal : “Hampir semua bank-bank syari’ah pemiliknya non muslim, bagaimanakah hal itu?

Jawab : “Tidak jadi masalah walaupun para pemilik bank syari’ah adalah non muslim atau katakan saja pemiliknya seorang Yahudi, selama mereka menerapkan cara-cara syari’ah dalam mu’amalah ya kita dukung dan kita ikuti, karena mereka (non muslim) berhak menerima hasil kerjanya dengan cara yang dibenarkan dalam syri’at. Seperti halnya seorang Islam berbelanja sembako di toko milik orang non Islam. itu diperbolehkan dan halal selama tidak ada hal-hal yang menggugurkan syarat-syarat jual beli. Justru kita ummat Islam yang harus sadar, mengapa mereka (non Islam) yang mejadi pemilik saham perekonomian syari’ah?, mengapa bukan kita?.


Alhasil, kita harus menyadari dan mendukung bank syari’ah yang sedang berkembang, jangan kita mengkritik kecuali yang sifatnya membangun. Sangat tidak layak, ummat Islam bergandengan tangan bekerjasama dengan bank konvensional secara damai, tetapi menjadi tukang kritik bagi bank-bank syari’ah yang justru mematahkan semangat dan tidak membangun.

Sampai disini kajian ini, semoga bermanfa’at, Amin.


Salim Syarief Mauladawilah.

15 Azab Bagi Yang Meninggalkan Sholat Fardhu

Dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah Zakat dan Ruku’lah bersama Orang-orang yang Ruku’. (Albaqarah 43).


Yang meninggalkan Sholat Shubuh: Wajahnya tidak akan ada Nur.


Yang meninggalkan Sholat Dhuhur: Rezekinya tidak akan ada Barokah.


Yang meninggalkan Sholat Ashar: Jasmaninya tidak akan ada Kekuatan.


q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

q

Yang meninggalkan Sholat Maghrib: Putra putrinya akan merongrong dan Menyiksanya.


Yang meninggal-kan Sholat Isya’: Tidurnya akan selalu tersiksa,mimpinya akan penuh kegelisaan dan jauh dari rasa ketenangan.


“Barang siapa meninggalkan Sholat Wajib, Alloh Ta’ala akan mengazabnya dengan 15(lima belas) Azab, 6(enam ) Azab di dunia, 3(tiga) Azab di waktu mau mati, 3(tiga) Azab saat di dalam kubur dan 3(tiga) Azab di hari pembangkitan”.(Alhadist).


6 ( enam ) Azab saat di dunia :

1. Dicabut dan tak akan diberi berkah dari amal kebaikan-nya.

2. Doa-doanya tidak akan sampai ke langit (tertolak).

3. Dihapuskan dan di coret tanda Orang Sholeh dari wajahnya.

4. Ditolak dan tidak akan dihormati oleh segala makhluq di dunia.

5. Segala balasan yang jahat dari Alloh tidak akan di tunda.

6. Tidak akan dapat bagian dari percikan doa- doanya para Sholihin.


3 ( tiga ) Azab saat dicabut nyawanya :

1. Matinya tidak terhormat (su’ul khotimah).

2. Matinya akan merasa kelaparan.

3. Matinya merasa kehausan walau dituangkan air tawar laksana lautan.


3 ( tiga ) Azab saat di dalam kubur :

1. Disempitkan & dihimpitkan kuburnya hingga hancur lebur tubuhnya.

2. Dinyalakan Api Neraka (yg mengerikan) selama didalam kuburnya.

3. Disediakan se-ekor Ular besar dahsyat menakutkan menyiksa dan memukulnya sampai hari Qiamat dan setiap pukulan Ular itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam kuburnya 70 hasta.


3 ( tiga ) Azab saat dibangkitkan dari kubur :

1. Alloh akan menyiksa sambil ditarik ke jahanam dengan rantai dari api.

2. Alloh akan memandangnya dengan pandangan murka dihari Qiamat.

3. Alloh akan menghitungnya dgn hitungan yg rugi di hari Qiamat dan Alloh Akan memasukan Ke dalam Neraka sebagai hitungan yang sangat Merugikan baginya.

Sekilas Riwayat Sayyidina Imam Ali Al-Uraydhi

Sayyidina Al-Imam Ali bin Ja’far Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Tholib as. Beliau terkenal dengan julukan Al-Uraydhi, karena Beliau, tinggal di suatu desa yang bernama Uraydh di kota Madinah Al-Munawwaroh.

Sayyidina Ali Al-Uraydi, dilahirkan di kota Madinah Al-Munawwaroh dan dibesarkan disana. Kemudian Beliau, memilih untuk tinggal di daerah Uraydh. Beliau , adalah seorang yang tekun dalam beribadah, dermawan dan seorang ulama besar. Beliau, diantara saudara-saudaranya, adalah anak yang paling bungsu, yang paling panjang umurnya dan paling menonjol keutamaanya.

Sayyidina Ali Al-Uraydi mengambil ilmu dari ayah dan teman ayahnya. Beliau, juga mengambil ilmu dari saudaranya, yaitu Sayyidina Imam Musa Al-Kadhim dan Hasan bin Zeid bin Ali Zainal Abidin.

Banyak orang yang meriwayatkan hadits melalui jalur beliau, diantaranya dua putranya (yaitu Ahmad & Muhammad), cucunya (yaitu Abdulloh bin Hasan bin Ali Al-Uraydhi), putra keponakan-nya yaitu, Ismail bin Muhammad bin Ishaq bin Ja’far Asshodiq, dan juga Al-Imam Al-Buzzi.

Berkata Al-Imam Adzzahabi di dalam kitabnya Al-Miizaan, “Ali bin Ja’far Asshodiq meriwayatkan hadits dari ayahnya, juga dari saudaranya (yaitu Sayyidina Musa Al-Kadhim), dan juga dari Atssauri. Adapun yang meriwayatkan hadits dari beliau, di antaranya Al-Jahdhami, Al-Buzzi, Al-Ausi, dan ada beberapa lagi”. Attirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Beliau.

Adzzahabi juga meriwayatkan hadist yang mengambil sanad dari Beliau, dari ayahnya sampai kepada Imam Ali bin Abi Tholib.

Ibnu Hajar Alasqolany, juga berkata di dalam kitabnya Attaqrib, “Ali bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain adalah salah seorang tokoh besar pada abad saat itu”. Demikian juga Al-Imam Al-Qadhi, menyebutkannya di dalam kitabnya Asy-Syifa’, dan juga mensanadkan hadits dari Beliau, serta meriwayatkan hadits yang panjang tentang sifat-sifat Nabi SAW. Begitu juga Al-Imam Ahmad di dalam Musnad-nya meriwayatkan hadits dari jalur Beliau.

Sayyidina Imam Ali Al-Uraydhi, lebih mengutamakan menghindari ketenaran dan takut dari hal-hal yang dapat menyebabkan dikenal. Beliau, dikaruniai umur panjang, sampai dapat menjumpai cucu dari cucunya. Adapun cucunya yang bernama Sayyidina Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad (Almuhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraydhi mempunyai keturunan hingga saat ini tersebar ke berbagai penjuru bumi yang di kenal dengan Al-Alawiyyin.

Sayyidina Imam Ali Al-Uraydhi wafat pada tahun 210 H, di desa Uraydh dan disemayamkan di desa tersebut. Makam beliau sempat tak diketahui, lalu Assayyid Zain bin Abdulloh Bahasan memberi kabar tentang makamnya, sehingga dikenal hingga sekarang. Beliau, meninggalkan beberapa putra, yang hidup diantaranya 4 orang, yaitu Ahmad Assya'roni, Hasan, Ja’far Al-Asghar dan Muhammad Annaqib. Konon, makam beliau yang berusia hampir 1300 tahun, pada tahun 2001 M, telah dipindahkan (dalam keadaan utuh) ke pemakaman Baqi’ Al-Gharqod oleh kaum wahabi atas persetujuan kerajaan Arab saudi. Wallohu A’lam Bi showab.

Keutaman Membaca Sholawat Nabi

Sungguh sangat beruntung bagi seorang hamba yang selalu berzdikirullah dan bershalwat kepada Baginda Nabi akhir Zaman Muhammad Bin Abdillah Shallawwahu Alaihi Wa Ala Aalih. Betapa banyak hadist-hadist Nabi SAW yang mengungkap keutamaan membaca Shalawat. Mari kita simak beberapa hadist tentang Shalawat, Maksud Hadist:

"Hendaklah kalian memperbanyak membaca shalawat karena akan menjadi cahaya dalam kubur, ketika melewati Shiratal Mustaqim, dan akan menjadi nur yang bercahaya di dalam surga."

"Barangsiapa menulis shalawat, maka malaikat akan beristighfar untuknya, selama tulisan itu masih ada".

"Barangsiapa yang ingin berjumpa dan memperoleh ridla Allah, maka perbanyaklah membaca shalawat".

"Dengan selalu membaca shalawat akan meredakan murka Allah serta mematahkan tipu daya setan".

Ibnu Jauzi dalam kitab al-Busthan menulis:

"Apabila ada orang dalam suatu majelis pertemuan tida membaca shalawat kepada Nabi SAW, maka ia akan keluar dari majelis itu dengan bau tidak sedap. Sebaliknya jika orang yang keluar dari suatu majelis sambil membaca shalawat, maka baunya akan lebih harum daripada minyak wangi, sebab Rasulullah SAW adalah manusia yang paling harum diantara yang harum, yang paling suci diantara orang-orang suci. Jika Nabi SAW sedang menghadiri suatu majelis dan berbicara diantara mereka, maka majelis itu penuh dengan aroma Misik".

Besar sekali pahala dan kehebatan serta fadlilah shalawat kepada Nabi SAW. Hendaklah orang beriman selalu mengucapkan shalawat, karena Rasulullah SAW adalah perantara yang agung dari seluruh rahmat dan kenikmatan yang telah diterima manusia.

Fadlilah atau keutamaan membaca shalawat, diantaranya adalah untuk menerangi hati yang gelap, menghindari kepikunan, sebagai wasilah dengan Allah, memudahkan masuknya rizki.

Dalam sebuah hadits diterangkan, Maksud Hadist:

"Pada suatu hari Jibril datang kepadaku, membawa berita gembira yang belum pernah disampaikan kepadaku. Ia menjelaskan bahwa barangsiapa diantara umatku mengucapkan shalawat satu kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seratus kebaikan. Barangsiapa yang membaca shalawat seratus kali, maka Allah akan menganugerahkan untuknya seribu kebaikan, kemudian memasukkan mereka ke surga,dan mengharamkan mereka masuk neraka".

Rasulullah saw bersabda, Maksud Hadist:

"Ketika aku diperjalankan di malam hari untuk mi'raj ke langit, aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya seribu jari-jemari. Ketika ia sedang menghitung dengan jari-jarinya, aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang ia hitung? Jibril menjawab: ia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi. Aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia? Ia menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan. Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan. Ia berkata: Ya Rasulallah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku. Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia menjawab: Aku tidak sanggup menghitung pahala shalawat yang disampaikan oleh sekelompok ummatmu ketika namamu disebut di suatu majlis". (Al-MustadraK).


Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: "Pada hari kiamat nanti semua kaum muslimin akan melihatku kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan". (Jamus Sa'adah).


Shalawat dan Mizan amal

Rasulullah saw bersabda, maksud Hadist: "Pada hari kiamat nanti aku akan berada di dekat mizan amal. Barangsiapa yang amal buruknya lebih berat dari amal baiknya, aku akan datang bersama shalawat sehingga amal baiknya lebih berat berkat shalawat itu". (Tsawabul A'mal)